BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa tidak terlepas dari
empat aspek ketrampilan berbahasa, empat aspek keterampilan berbahasa tersebut
meliputi, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca
dan keterampilan menulis (Siti Mulyani dan Nurhidayati, 2005:11). Dalam
pembelajaran Bahasa Jawa, keterampilan menulis dapat dikategorikan 2 macam. Pertama,
keterampilan menulis huruf alphabet yang didalamnya diajarkan cara
menulis huruf lepas dan menulis tegak bersambung. Kedua, adalah
keterampilan menulis Aksara Jawa.
Materi pembelajaran menulis dengan
menggunakan huruf alphabet, tidak ada kesulitan bagi siswa. Namun,
ketika siswa berhadapan dengan materi menulis aksara Jawa, kebanyakan mereka
merasa kesulitan. Seolah-olah mereka berhadapan dengan huruf dari negara asing.
Padahal sebenarnya, aksara Jawa inilah yang sudah lebih dahulu turun temurun
dipelajari dan digunakan oleh Bangsa Indonesia, khususnya di daerah Jawa.
Aksara jawa merupakan salah satu momok
yang menakutkan bagi pembelajaran, utamanya generasi muda yang mempelajari
Bahasa Jawa. Bayangan sulitnya menghafal bentuk-bentuk huruf yang rumit juga
banyaknya huruf yang harus dihafal. Pembelajaran Bahasa Jawa memiliki aturan
menulis aksara Jawa yang baku. Materi pembelajaran tersebut membuat pelajar
enggan untuk mempelajari apalagi memperdalam penguasaan baca tulis aksara Jawa.
Para praktisi terutama para pendidik semakin kesulitan mengajarkan materi yang
wajib diajarkan ini, sementara media penunjang interaktif untuk mempermudah
proses pembelajaran sangat jarang dijumpai. Beberapa keluhan lain yang sering
dialami guru bahasa Jawa yaitu: (1) pembelajaran bahasa Jawa kurang diminati siswa,
(2) kompetensi yang dimiliki siswa tidak bisa dimaksimalkan pencapaiannya.
Salah satu cara untuk meningkatkan
gairah dan motivasi siswa adalah dengan mengadakan variasi guru dalam kegiatan
pembelajaran yang dilakukan. Hal tersebut dapat dengan mengubah metode,
strategi, pendekatan ataupun penggunaan media-media pembelajaran yang dapat
menarik perhatian siswa. Namun, sebagian besar guru Bahasa Jawa sangat kurang
melakukan variasi ketika menyajikan materi Aksara Jawa. Mereka hanya
menggunakan metode ceramah atau konvensional saja. Padahal, dapat dibayangkan
betapa sulitnya materi Aksara Jawa dapat dipahami oleh para siswa jika hanya
disajikan dengan metode ceramah. Ketika siswa sulit untuk memahami materi
pelajaran yang disajikan dengan kurang menarik, maka dapat dipastikan mereka
tidak akan bergairah dan termotivasi untuk mempelajari Aksara Jawa sehingga
tujuan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak akan tercapai.
Salah satu cara yang dapat digunakan
guru untuk menarik minat dan motivasi para siswa tersebut adalah dengan
menggunakan media kartu huruf dalam menyampaikan materi aksara Jawa. Dengan
menggunakan media kartu huruf ini, proses kegiatan belajar mengajar dapat di
desain dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan cara permainan
yang sangat disukai oleh para siswa.
menawi badhe ningali proposal ingkang jangkep ngantos dumugi bab 3, sumangga link menika dipundownload kemawon : Keefektifan Media Kartu Huruf
0 komentar:
Post a Comment