-->
Iklan
thumbnail

DIGLOSIA

Posted by . . .Kuliah Bahasa Jawa. . . on Thursday, April 26, 2012


  A.      PENGERTIAN
Diglosia adalah sebuah istilah yang kali pertama dimunculkan Ferguson (1959), yang menunjuk pada ragam bahasa yang masing-masing mempunyai peran dan fungsi yang berbeda-beda dalam suatu masyarakat tutur (Chaer, 2004:92).
Dari pendapat diatas mengenai diglosia, dapat diambil kesimpulan bahwa diglosia adalah suatu keadaan dimana terjadi penggunaan lebih dari satu bahasa yang dipergunakan dalam satu masyarakat tutur yang sama. Dalam percampuran tersebut, salah satu ragam bahasa dianggap memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan bahasa yang lainnya. Diglosia ini terjadi apabila dalam suatu masyarakat terdapat dua bahasa (variasi) atau lebih yang saling berdampingan satu sama lain dalam pemakaiannya dan mempunyai fungsi sosial tertentu yang disadari pemakaiannya.

B.       CIRI-CIRI DIGLOSIA
Ciri-ciri situasi diglosia yang paling penting adalah pengkhususan fungsi masing-masing ragam bahasa. Ragam bahasa tinggi khusus digunakan dalam situasi-situasi formal seperti kegiatan keagamaan, pidato-pidato, kuliah, siaran berita, atau pada tajuk rencana dalam surat kabar. Sebaliknya, ragam bahasa rendah biasa digunakan dalam situasi-situasi santai seperti percakapan sehari-hari dalam keluarga, antara teman, cerita bersambung dalam radio, atau dalam sastra rakyat.
10:09 AM
thumbnail

Antara Bahasa Jawa Baku dan Dialek Tegal

Posted by . . .Kuliah Bahasa Jawa. . . on Saturday, April 21, 2012


Dari Tegal datang merantau ke Jogja merupakan sebuah pekerjaan yang sangat berat. Khususnya dalam hal budaya. Kita semua tahu Jogja dengan segala budaya Jawa yang adiluhung yang masih sangat terjaga, sedangkan Tegal merupakan daerah Jawa yang rasanya sudah mulai luntur ke-Jawaannya.
Budaya yang paling terlihat disini salah satunya adalah budaya berbahasa. Sama-sama suku Jawa tapi punya bahasa yang relatif berbeda, meskipun ada beberapa yang sama. Jogja dengan bahasa Jawa bakunya tentu semua orang sudah tahu, bahwa bahasa Jawa mempunyai undha-usuk bahasa atau yang bisa diartikan sebagai kesopanan dalam berbahasa. Dalam bahasa Jawa jogja, tuturan antar teman yang semuran berbeda dengan tuturan antara seseorang kepada orang tua, meskipun mungkin arti atau maksud dari tuturan tersebut sama. Bisa dilihat dari contoh berikut, “wis mangan?” merupakan tuturan kepada teman sebaya. Tuturan tersebut salah jika dituturkan kepada orang yang lebih tua atau yang punya jabatan sosial yang lebih tinggi, tuturan yang benar adalah “sampun dhahar?”
2:45 PM
thumbnail

Statistik Deskriptif

Posted by . . .Kuliah Bahasa Jawa. . . on Thursday, April 19, 2012


A.  Hakikat
1.      Definisi Statistika
Statistika adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data. Atau dengan kata lain, statistika menjadi semacam alat dalam melakukan suatu riset empiris. Pendekatan awal yang umumnya digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena adalah statistika deskriptif.
2.      Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif berkaitan dengan penerapan metode statistik untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data kuantitatif secara deskriptif. Statistik deskriptif adalah teknik yang digunakan untuk mensarikan data dan menampilkannya dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh setiap orang. Pengertian lain adalah Statistik deskriptif yaitu teknik statistik yang memberikan informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan dipergunakan untuk menyajikan dan menganalisis data agar lebih bermakna dan komunikatif disertai perhitungan-perhitungan yang bersifat memperjelas atau karakteristik data yang bersangkutan.
10:06 AM