-->
Iklan
thumbnail

Tembung Kriya

Posted by . . .Kuliah Bahasa Jawa. . . on Friday, June 25, 2010

7:22 PM
thumbnail

Tembung Kriya

Posted by . . .Kuliah Bahasa Jawa. . . on Monday, June 21, 2010

1.1. Pengertian Tembung Kriya atau Verba.
Tembung kriya atau Verba (kata kerja) yaitu kata yang menjelaskan suatu pekerjaan atau aktivitas (Verba Tindakan). Tembung kriya juga bisa mengandung maksud jalannya keadaan (Verba proses).
Contoh kata kerja yang menjelaskan pekerjaan atau verba tindakan : mulang, nabrak, nuntun, ngoyak, mbayar, numpak, dan lain – lain.
Contoh tembung kriya yang menjelaskan proses atau verba proses : mblawus, teyengen, mlethek, dan lain – lain.
1.2. ciri - ciri tembung kriya atau kata kerja :
Ciri morfologis :
a. D (dasar). Contoh: adus, turu, adol, golek
b. N-D / N-D-I, N-D-ake. Contoh: ngombe, nimba, nulisake,ngedusi
c. tripurusa-D. contoh: dakjiwit, kokantem, dijaluk
d. ke-D-an. Contoh: ketiban, kethuthuk
e. D-an. Contoh: gojegan, lungguhan
f. D-D. contoh: bengok – bengok, bisik - bisik
g. –in-D / -in-D-an. Contoh: tinulis,binoyongan
Ciri Sintaksis :
a. Dapat didahului oleh penanda negatif ora’tidak’. Contoh: ora lunga’tidak pergi’, ora turu’tidak tidur.
b. Tidak dapat didahului oleh rada’agak’ (*rada lunga), luwih (*luwih mlayu). Ket : * “asterik” = hal ini tidak lazim, aneh baik struktur maupun makna.
c. Tidak dapat diikuti oleh paling (*gojek paling), dhewe (*ngombe dhewe, kata dhewe dalam konteks ini bermakna ‘paling’), luwih (*nimba luwih), banget (*menek banget).
Ciri Semantik
Kata kerja juga bisa dinegasikan dengan kata “ora”.Kecuali bisa dinegasikan, kata kerja bahasa Jawa juga bisa disambung atau diddahului dengan kata “anggone”(Sasangka, 2001:101). Misalnya kata lunga dinegasikan dengan kata “ora” menjadi ora lunga, dan didahului dengan kata “anggone” menjadi anggone lunga. Contoh sebagai berikut : “Wong tuwane ra nyangoni bandha”(cerkak sepdhane pak guru Suwardo). Dari contoh tersebut yang menjadi verba yaitu “nyangoni”. Nyangoni masuk verba tindakan atau verba aksi karena melakukan salah satu tindakan atau pekerjaan.
1.3 Pengelompokan Kata Kerja
Kata kerja (verba) dapat dikelompokan menjadi beberapa katagori yaitu :
1. Berdasarkan watak sintaksisnya
a. Kata kerja aktif (tembung kriya tanduk)
Kata kerja aktif adalah kata kerja yan subjeknya (jejer) bertindak sebagai pelaku dikenai pekerjaan. Kata kerja aktif ini berciri menggunakan imbuhan nasal (ater-ater hanuswara) yaitu : m-, n-, ng-, dan ny-. Kata kerja aktif dapat dikelompokan lagi menjadi :
1). Kata kerja aktif transitif (kriya tanduk mawa lesehan)
Kata kerja aktif transitif adalah kata kerja aktif yang dapat diikuti objek. Objek tersebut bisa pelengkap pelaku atau pelengkap penderita. Kata kerja transitif ini menggunakan ater-ater hanuswara(m-, n-, ng-, ny-), ater-ater hanuswara + sufiks -i (m – i, n – i, ng – i, ny – i) atau akhiran -ake (m – ake, n – ake, ng – ake, ny – ake).
Contoh : mbatik, nulis, ngangkat, nyapu, dll
mbalang / mbalangi, nuthuk / nuthuki, nggurug / nggurugi, dll
metuk / metukake, nuntun / nuntunake, ngaruh / ngaruhake, dll
2). Kata kerja aktif intransitif (kriya tanduk tanpa lesan)
Kata kerja aktif intransitif adalah kata kerja aktif yang tidak memerlukan objek. Kata kerja aktif intransitif ini menggunakan ater-ater hanuswara (m-, n-, ng-, ny-) ma anuswara (maNasal) dan mer-.
Contoh : nembah / manembah,
3). Kata kerja pasif (Tembung kriya tanggap)
Kata kerja pasif adalah kata kerja yang subjek (jejer) menjadi penderita. Kata kerja ini berciri menggunakan ater-ater tripurusa(dak-, kok, di-) ater-ater tripurusa + sufiks –I, -ake/ -ke (dak-/kok-/di-, -i/-ake/-ke), perfiks ka-, ke-, dan infiks –in-. Contoh : dakgambar, dakjupukake, kokjiwit, ditulis, diresiki, disilihake, digawake dan lain - lain. Ada juga yang berupa kata kerja dalam bentuk reduplikasi yang mendapat infiks-in yang dalam bahasa jawa disebut tembung kriya tanggap tarung. Contoh: tulung – tinulung, tulis – tinulis dan lain – lain.
2. Berdasarkan kegandaan morfem pembentuknya
2.1 Verba monomorfemis ( tembung kriya wantah ) adalah verba yang berupa satuan gramatik yang terdiri dari lebih dari satu morfem dan tidak mendapat imbuhan.
Contoh: lunga, tangi, lungguh, teka, turu, dan lain – lain.
2.2 Verba Polimorfemis adalah verba yang berupa satuan gramatik yang terdiri dari lebih dari satu morfem yang merupakan gabungan antara kata dasar dengan imbuhan (afiks: prefiks, infiks, sufiks,atau konfiks).
Contoh: nandur, nyaponi, pinuji, daktaleni.
3. Berdasarkan sifat makna leksikal verba yang mengacu pada keberubahan:
3.1 Verba perbuatan atau aksi
Verba perbuatan atau aksi adalah yang menunjukan kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh pelaku (subjek).
Contoh: mangan, macul, ngombe3, mbalang, nendhang.
3.2 Verba Proses
Verba yang menunjukan suatu proses yang sedang dilakukan.
Contoh: mecah, thukul.
3.3Verba Keadaan
Verba yang menunjukan suatu kegiatan yang menggambarkan suatu keadaan yang diderita oleh pelaku ( subjek).
Contoh: mbledos, kempes, njeblug.
7:08 PM